Serapuh kelopak sang mawar,
yang disapa badai, berselimutkan gontai
Saat aku, menahan sendiri,
diterpa, dan luka oleh senja
Semegah sang mawar dijaga,
matahari pagi, bermahkotakan embun
Saat engkau, ada disini,
dan pekat, pun berakhir sudah
Akhirnya aku menemukanmu,
saat ku bergelut dengan waktu
Beruntung aku menemukanmu,
jangan, pernah berhenti, memilikiku
Hingga ujung waktu
Setenang hamparan samudera,
dan tuan burung camar,
tak’kan henti bernyanyi
Saat aku, berkhayal denganmu,
dan janji, pun terukir sudah
Jika kau menjadi istriku nanti,
pahami aku, saat menangis
Saat kau menjadi istriku nanti,
jangan, pernah berhenti, memilikiku
Hingga ujung waktu
Cuma kau menjadi istriku nanti,
pahami aku, saat menangis
Saat kau menjadi istriku nanti,
jangan, pernah berhenti, memilikiku
Hingga ujung waktu
yang disapa badai, berselimutkan gontai
Saat aku, menahan sendiri,
diterpa, dan luka oleh senja
Semegah sang mawar dijaga,
matahari pagi, bermahkotakan embun
Saat engkau, ada disini,
dan pekat, pun berakhir sudah
Akhirnya aku menemukanmu,
saat ku bergelut dengan waktu
Beruntung aku menemukanmu,
jangan, pernah berhenti, memilikiku
Hingga ujung waktu
Setenang hamparan samudera,
dan tuan burung camar,
tak’kan henti bernyanyi
Saat aku, berkhayal denganmu,
dan janji, pun terukir sudah
Jika kau menjadi istriku nanti,
pahami aku, saat menangis
Saat kau menjadi istriku nanti,
jangan, pernah berhenti, memilikiku
Hingga ujung waktu
Cuma kau menjadi istriku nanti,
pahami aku, saat menangis
Saat kau menjadi istriku nanti,
jangan, pernah berhenti, memilikiku
Hingga ujung waktu
lagu ini untukmu..
3 comments:
cuit cuit
nggak yang ini, nggak yang itu
lagi berbunga-bunga :D
*tepok tangan sambil jongkok
dih si empe ngeliat aje...
tp kenapa lo jongkok lagi ya pe???
=D
SO7. suka banget tuh gw. sayang yang sekarang ga sebagus dulu..
Post a Comment