Wednesday, November 5, 2008

Hingga Ujung Waktu

Serapuh kelopak sang mawar,
yang disapa badai, berselimutkan gontai
Saat aku, menahan sendiri,
diterpa, dan luka oleh senja

Semegah sang mawar dijaga,
matahari pagi, bermahkotakan embun
Saat engkau, ada disini,
dan pekat, pun berakhir sudah

Akhirnya aku menemukanmu,
saat ku bergelut dengan waktu
Beruntung aku menemukanmu,
jangan, pernah berhenti, memilikiku
Hingga ujung waktu

Setenang hamparan samudera,
dan tuan burung camar,
tak’kan henti bernyanyi
Saat aku, berkhayal denganmu,
dan janji, pun terukir sudah

Jika kau menjadi istriku nanti,
pahami aku, saat menangis
Saat kau menjadi istriku nanti,
jangan, pernah berhenti, memilikiku
Hingga ujung waktu

Cuma kau menjadi istriku nanti,
pahami aku, saat menangis
Saat kau menjadi istriku nanti,
jangan, pernah berhenti, memilikiku
Hingga ujung waktu

lagu ini untukmu..

3 comments:

empe said...

cuit cuit

nggak yang ini, nggak yang itu

lagi berbunga-bunga :D

*tepok tangan sambil jongkok

ifa said...

dih si empe ngeliat aje...

tp kenapa lo jongkok lagi ya pe???

=D

Rhein Fathia said...

SO7. suka banget tuh gw. sayang yang sekarang ga sebagus dulu..

LinkWithin

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...